Ilustrasi |
HalloTangerang - Tangerang, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
(P2TP2A) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyampaikan adanya laporan dugaan
tindak kekerasan seksual yang dilakukan oleh pegawai Kelurahan Jombang,
Kecamatan Ciputat terhadap tiga orang siswi. Para korban mengalami kekerasan
seksual saat menjalani praktek kerja lapangan (PKL) di kelurahan tersebut.
Kepala P2TP2A Kota Tangsel, Tri Purwanto menuturkan, laporan
tersebut diterima dari tim Satgas Perlindungan Anak (PA) Kelurahan Jombang pada
Jumat (10/12). Mereka diketahui berinisial AN (16 tahun), NA (16), dan AW (17).
Sementara terduga pelaku berinisial SA (54).
"(Dugaannya) pelecehan seksual. Tapi kita ingin
menggali apa yang sebenarnya terjadi. Besok kita panggil satgasnya untuk
klarifikasi. Hari Jumatnya (17/12) kita panggil anak-anak didampingi orang tuanya.
Dan mungkin nanti pelakunya juga akan kita panggil," tutur Tri saat
dihubungi wartawan di Kota Tangsel, Rabu (15/12).
Tri mengatakan, berdasarkan laporan awal yang diterima
P2TP2A, ada kekeliruan penanganan yang dilakukan pihak sekolah tempat ketiga
siswi tersebut dalam menangani dugaan pelecehan. Para siswi itu bersekolah di
Kelurahan Lengkong Gudang Timur, Kecamatan Serpong.
"Kita dapat informasi dari kepala sekolahnya bahwa
sebelumnya sudah terjadi pertemuan-pertemuan oleh pihak sekolah, pihak siswi,
dan si pelaku, dari kelurahan juga ada. Tapi yang kita sayangkan kenapa itu
dipertemukan, itu kan harusnya enggak boleh dipertemukan antara pelaku dan
korban, karena trauma lah," tutur Tri.
Hal lainnya yang patut disayangkan adalah ketidaktahuan
orang tua siswi terkait kasus yang dialami oleh para korban. Masalah itu baru
terungkap berdasarkan laporan Satgas PA Kelurahan Jombang. Hal itu disebut
disengaja oleh pihak sekolah dengan alasan untuk menjaga nama baik sekolah.
"Harusnya diinformasikan juga orang tua si korban,
ternyata tidak dari pihak sekolah, jadi pihak sekolah ingin jangan sampai orang
tua tahu, itu yang kami sayangkan. Satgas PA Kelurahan (beranggapan) kok begini
tanpa sepengetahuan orang tua, makanya bikin laporan ke kita, ya sudah kita
lakukan penjangkauan," terang Tri.
Saat ini, ketiga korban diketahui diistirahatkan dari
kegiatan sekolah. Tri menyangsikan, kondisi psikis ketiganya yang disebut pihak
sekolah baik-baik saja. Dia menyebut, pihaknya sedang menjadwalkan untuk
memberi pendampingan psikologi kepada para korban.
Tri memastikan, pemanggilan terhadap sejumlah pihak terkait
segera dilakukan untuk mendalami kasus tersebut, mulai dari kronologisnya
hingga upaya penyelesaian.
Sumber : republika.co.id