Ayo, Terbang Lagi ”Garuda Muda”





Tim sepak bola Indonesia U-23 diharapkan tidak tenggelam dalam kekecewaan dan meratapi kekalahan 0-2 dari Uzbekistan U-23 pada semifinal Piala Asia U-23 Qatar. ”Garuda Muda” harus segera berbenah dan bangkit karena peluang menembus Olimpiade Paris 2024 masih terbuka dengan mengalahkan Irak U-23 atau Guinea U-23.

”Saya masih yakin Indonesia bisa tembus ke Paris,” ujar pengamat sepak bola, Anton Sanjoyo, yang dihubungi dari Surabaya, Jawa Timur, Selasa (30/4/2024). Capaian Indonesia mengagumkan dengan status debutan di turnamen yang diadakan sejak 2013.

Anton melanjutkan, kekalahan dari Uzbekistan wajar karena tim tersebut dominan di semua aspek. Selain itu, Uzbekistan jauh lebih berpengalaman daripada Indonesia yang tampil perdana. Uzbekistan adalah kampiun edisi ketiga atau 2018 dengan menang 2-1 atas Vietnam. Tim ini finalis 2022 karena kalah 0-2 dari Arab Saudi.

Menurut Anton, statistik memperlihatkan jurang perbedaan yang tajam. Untuk tembakan, Uzbekistan membuat 28 kali atau tujuh kali lipat dari Indonesia yang hanya melepas empat tembakan. Penguasaan bola 62 persen berbanding 38 persen. Uzbekistan membuat 460 operan dengan akurasi 83 persen. Adapun Indonesia membuat 298 operan dengan akurasi 70 persen. Tendangan sudut 10 kali atau lima kali dibandingkan Indonesia yang hanya memiliki dua kesempatan.


”Determinasi Uzbekistan seperti tim Eropa sehingga membuat Indonesia tidak bisa lepas dari tekanan,” kata Anton.

Uzbekistan mengepung Indonesia dengan dominasi di semua lini. Para pemainnya tampak lebih bugar dan seolah tanpa lelah. Di turnamen, Indonesia belum bertemu dengan tim super seperti ini sehingga tidak terantisipasi.

Melawan superioritas Uzbekistan, Indonesia merespons dengan pelanggaran lebih banyak (18 berbanding dua). Selain itu, kartu kuning (tiga berbanding dua dan 1 kartu merah). Mentalitas Garuda Muda jatuh saat gol dianulir wasit setelah pengecekan VAR.

”Tim yang bagus dan kuat itu, baik gol atau tidak gol, kembali disiplin dan mempertahankan determinasi tinggi. Sayangnya, Indonesia ngedrop ditambah lawan memang terus menekan,” ujar Anton.

Hal senada diutarakan Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia Ignatius Indro yang dihubungi secara terpisah.

”Dianulirnya gol Muhammad Ferari benar-benar menghancurkan konsentrasi dan mental pemain Indonesia,” katanya.

Indro melanjutkan, laga tadi malam di Stadion Abdullah bin Nasser bin Khalifa memperlihatkan perbedaan kualitas tim. Uzbekistan lebih unggul dan layak mendapat apresiasi. ”Uzbekistan menguasai pertandingan dan mencegah Indonesia mengembangkan permainan,


Indro mengatakan, Indonesia yang ditangani Pelatih Shin Tae-yong sebaiknya tidak dibebani target, apalagi euforia berlebihan. Indonesia diharapkan bermain lepas dan pantang menyerah pada laga perebutan posisi ketiga, seperti saat menggulung Korea Selatan, Australia, dan Jordania. Determinasi tinggi seperti Uzbekistan layak menjadi contoh untuk menghadapi Irak di perebutan tempat ketiga pada Kamis (2/5/2024).

”Apa pun yang terjadi, harus terima dengan legawa dan bangga terhadap perjuangan Garuda Muda,” kata Indro.

Anton mengatakan, peluang tembus ke Olimpiade secara otomatis dapat diraih jika mengalahkan Irak. Di semifinal, Irak kalah 0-2 dari Jepang. Di laga ini, Irak seperti Indonesia, kalah segalanya dari lawan. Namun, untuk melawan Irak, semangat bertanding Indonesia perlu seperti Uzbekistan atau saat mengalahkan Korea Selatan meski sampai adu penalti.

Irak merupakan juara edisi perdana 2013. Selain itu, peringkat ketiga edisi 2016. Dari sini, lawan terlihat dominan dibandingkan dengan Indonesia. Namun, Indonesia jangan gentar.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama