Presiden Prabowo Subianto mengatakan Indonesia berhasil merancang kebijakan ekonomi dan fiskal yang sukses dalam beberapa tahun ke belakang. Salah satu kesuksesan besarnya adalah mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik setelah pandemi COVID-19.
Prabowo memaparkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia cukup besar bila dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi di dunia. Ekonomi Indonesia tumbuh 5%, kala rata-rata dunia cuma sekitar 3%.
"Kita telah berhasil memiliki kebijakan ekonomi dan fiskal yang bijaksana dalam beberapa tahun terakhir. Kita berhasil mempertahankan pertumbuhan bahkan setelah COVID-19. Pertumbuhan kita sekarang sekitar 5%, lebih tinggi dari rata-rata global. Inflasi kita 2%," tegas Prabowo dalam pidatonya di ajang Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) CEO Summit 2024, ditulis Minggu (17/11/2024).
Tapi, di kala pertumbuhan ekonomi sudah sangat besar, Prabowo mengatakan masih ada satu rapor merah bagi ekonomi Indonesia. Hal itu adalah tingkat kemiskinan yang masih tinggi di Indonesia. Ini menjadi tantangan bagi pemerintahannya yang akan memimpin Indonesia hingga 2029 mendatang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2024 masih berkisar sekitar 25,22 juta orang atau 9,03% dari total penduduk nasional.
"Kita punya tantangan. Kita masih memiliki, menurut saya, kemiskinan masih terjadi dalam skala besar, tingkat yang tinggi, yang ingin saya atasi," sebut Prabowo.
Bukan cuma kemiskinan saja, Indonesia juga memiliki persentase anak-anak kekurangan gizi yang signifikan. Prabowo menekankan pemerintahannya akan memperhatikan dua hal yang masih jadirapormerah Indonesia tersebut.
"Kita masih memiliki persentase anak-anak yang kekurangan gizi yang signifikan. Saya jugabertekaduntuk mengatasi masalah ini secara langsung," pungkas Prabowo.
Sc : Detik.com