Mengenal Apa itu Homeless Media yang Digandrungi Gen Z, Ini Dampaknya


Di era digital saat ini, pola konsumsi media mengalami perubahan besar. Salah satu fenomena yang menarik perhatian adalah munculnya "homeless media," sebuah konsep yang kini semakin diminati oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Tetapi, apa sebenarnya homeless media, dan bagaimana dampaknya bagi konsumsi informasi masyarakat?

Apa Itu Homeless Media?

Dalam sebuah riset bertajuk Geger Riyanto yang dipublikasikan oleh Remotivi pada September 2024 dijelaskan, homeless media merupakan istilah untuk menggambarkan konten media yang tidak memiliki "rumah" atau platform utama seperti situs web.
Sebaliknya, konten ini hadir sepenuhnya di media sosial seperti Instagram, TikTok, atau Twitter. Dengan mengandalkan platform pihak ketiga, homeless media beradaptasi dengan gaya konsumsi informasi yang serba cepat dan dinamis.
Bagi Gen Z, konsep ini sangat menarik karena sesuai dengan gaya hidupnya yang serba mobile. Dalam homeless media, tidak perlu membuka situs web tertentu untuk membaca berita atau mengakses informasi. Cukup scroll feed media sosial, informasi sudah ada di depan mata dalam format yang singkat, visual, dan interaktif.

Popularitas Homeless Media di Kalangan Gen Z

Gen Z dikenal sebagai generasi yang tumbuh bersama teknologi. Generasi ini cenderung lebih memilih platform yang memberikan kemudahan akses dan pengalaman pengguna yang menyenangkan. Homeless media menjawab kebutuhan ini dengan memanfaatkan algoritma media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan spesifik.
Salah satu alasan utama homeless media digandrungi adalah pendekatannya yang personal dan relatable. Konten dibuat dengan bahasa yang santai, visual yang menarik, dan sering kali menggunakan narasi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat homeless media lebih mudah diterima dibandingkan media tradisional.

Dampak Homeless Media

Namun, di balik popularitasnya, homeless media juga membawa dampak yang perlu diperhatikan.

1. Informasi yang Terfragmentas
Karena kontennya sering kali berbentuk potongan kecil atau ringkasan, ada risiko informasi menjadi terpotong-potong. Audiens mungkin kehilangan konteks yang lebih besar atau mendapatkan pemahaman yang tidak utuh.

2. Ketergantungan pada Algoritma
Homeless media sangat bergantung pada algoritma platform seperti Instagram atau TikTok. Algoritma ini tidak selalu memprioritaskan kualitas informasi, melainkan popularitas atau keterlibatan pengguna. Hal ini dapat menyebabkan penyebaran informasi yang tidak akurat atau bias.

3. Perubahan Model Bisnis Media
Dengan semakin banyaknya homeless media, media tradisional menghadapi tantangan untuk tetap relevan. Mereka harus beradaptasi dengan model bisnis baru yang mengutamakan kehadiran di media sosial, bukan hanya di situs web mereka.

4. Verifikasi Informasi
Konten di homeless media sering kali sulit diverifikasi karena dibuat untuk konsumsi cepat. Akibatnya, risiko penyebaran hoaks dan misinformasi meningkat.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama