Mantan Rektor UMT Jawab Soal Tunggakan Tukin Dosen


Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Ahmad Amarullah menjawab terkait tunggakan tunjangan kinerja (tukin) dosen selama 13 bulan, pada Sabtu 28 Desember 2024.
Hal ini menyusul banyaknya tudingan yang mengaitkan persoalan tersebut dengan pencalonannya sebagai Wali Kota Tangerang pada Pilkada Serentak 2024 kemarin.
Klarifikasi itu sempat diunggah melalui Instagram pribadinya sebelum akhirnya dihapus.
Dalam klarifikasinya, Amarullah menganggap tudingan itu sepihak dan tidak berdasar.
"Saya perlu meluruskan agar pemberitaan ini tidak semakin ngawur. Yang lebih penting, kita semua terhindar dari dosa media sosial," ujarnya.
Amarullah menjelaskan, tunggakan tunjangan dosen tersebut bukanlah masalah baru.
Menurutnya, ketika ia mulai menjabat sebagai Rektor UMT pada 2019, warisan tunggakan tunjangan Dosen Tetap (Dostap) dari kepemimpinan sebelumnya sudah mencapai 4 hingga 6 bulan.
Selama masa kepemimpinannya, ia mengklaim telah mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan sebagian besar tunggakan tersebut.
"Sebagian tunggakan dialihkan menjadi simpanan koperasi dosen, sementara sisanya dibayarkan secara bertahap dengan total sekitar Rp2,4 miliar. Namun, perlu digarisbawahi, gaji pokok dosen tetap dibayarkan secara rutin setiap bulan," tegasnya.
Masalah kembali memburuk pada awal 2020 akibat pandemi COVID-19. Penurunan jumlah mahasiswa secara nasional dan dampak ekonomi pandemi turut memperburuk kondisi keuangan UMT.
"Pandemi sangat berpengaruh. Pendapatan universitas menurun drastis, sementara pengeluaran meningkat karena adanya tambahan tunjangan kinerja yang sebelumnya tidak ada," tambahnya.
Ahmad Amarullah juga mengapresiasi para dosen UMT yang tetap mengutamakan hak mahasiswa meski menghadapi keterbatasan.
"Bapak dan ibu dosen tetap mengabdi dengan penuh komitmen. Saya yakin hak mereka sebagai rezeki akan dibayar oleh UMT," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dosen dan pekerja UMT tidak mendapatkan hak tunjangan atau gaji selama kurang lebih 13 bulan.
Sebagai aksi protes, serikat dosen mengirimkan karangan bunga berisi kritikan kepada kampus. Masalah ini akhirnya viral di sosial media.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Iklan