Dulu Tangsel Punya Pabrik Gula, Kini Jadi Lapangan Bola, Sisakan Rumah Hantu

Tangsel - Dulu Tangsel Punya Pabrik Gula, Kini Jadi Lapangan Bola, Sisakan Rumah Hantu,  Pabrik gula tinggalan Hindia Belanda ada di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ternyata, dulu Tangerang Selatan juga sempat memilikinya. Tepatnya, di daerah Cilenggang.

Pabrik gula di Tangsel itu milik Adrianus Johannes Bik, yakni pejabat Jaksa Agung di Batavia pada masa kolonial. Dia merupakan tuan tanah yang juga mempunyai lahan di Cilebut dan Tanah Abang.

Kepemilikan pabrik itu berpindah tangan pada 1840-an. Pabrik itu dibeli oleh orang Inggris, Willem Jan Gordon. Sampai 30 tahun kemudian, yakni 1870-an, pabrik gula terus beroperasi.

Pabrik gula itu berada di sekitar Cilenggang. Salah satu bukti kuat lokasinya berada di aliran sungai yang merupakan kebutuhan tanaman tebu. Ya, tebu membutuhkan air yang sangat banyak. Makanya, tempat itu dinilai cocok untuk ditanami tebu.

Rangkaian kisah itu dijelaskan oleh Founder Ngopi di Jakarta (Ngojak) sekaligus pemandu tur jalan kaki di Serpong, Reyhan Biadillah, pada Sabtu (11/3/2023).

"Kenapa pabrik tebu ada di pinggir sungai kebanyakan? Di sepanjang sungai ini saya sering banget menemukan batu giling segede 2kali tong, batu giling tebu. Karena tebu itu membutuhkan air yang sangat banyak," katanya.

Sejatinya, orang Indonesia membenci diperintah untuk menanam tebu.

"Karena tebu itu membutuhkan banyak air, dan orang-orang kita sangat benci ketika disuruh menanam tebu. Karena membutuhkan waktu yang lama dan perawatannya juga cukup susah, sering membuat luka seperti 'kebelel' dan orang-orang itu pada sangat benci," ujarnya.

Dulu pabrik gula di Tangsel itu merupakan salah satu pabrik gula berskala industri cukup besar. Bersamaan dengan pabrik gula di Parungkuda, Sukabumi atau Tanah Tinggi. Sayangnya pabrik gula itu harus berhenti produksi sekitar abad ke-19.

"Setelah komoditas gula industrial dengan mesin mekanik, pabrik gula Serpong akhirnya harus gulung tikar, karena kalah saingan dengan pabrik gula skala industri lainnya yang telah dilengkapi mesin mekanik seperti (pabrik) di daerah Pantura," kata dia.

Setelah gulung tikar, pabrik gula tersebut tidak langsung menjadi rumah kosong. Hanya, fungsinya berubah menjadi gudang atau pabrik pengolahan padi, mengkudu, kelapa, hingga karet.

Sayangnya, pabrik gula di Tangsel itu tinggal kisah. Tidak da lagi bangunan dan telah rata dengan tanah. Kini, area itu menjadi sebuah lapangan sepak bola. Sisa peninggalan merupakan dua rumah landhuis yang tersisa, yakni rumah tua bekas rumah dinas administratur.

Namun sayang, kondisi fisiknya pun memprihatinkan setelah tidak ditempati. Atap dari bangunan yang tersisa sudah mulai roboh dan sudah ditumbuhi berbagai tanaman baik di luar hingga di dalamnya. Seperti rumah hantu.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Iklan