"Tim pada saat tiba di lokasi menemukan alat kontrasepsi yang berada di dalam kontrakan," kata Fachrul.
Selain mengamankan dua wanita itu, pihaknya juga telah melakukan penyegelan terhadap dua kamar kontrakan yang telah digunakan sebagai tempat menjalankan bisnis prostitusi.
Penyegelan dilakukan karena telah melanggar Pasal 10 ayat (1) Perda No 13/2022 tentang Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat.
"Kami temukan kedua wanita tersebut sedang berada di dalam kamar bersama seorang pria yang bukan muhrimnya. Kemudian kami juga mendapatkan bukti percakapan antara wanita dan pria tersebut pada aplikasi," jelasnya.
Syahdan menyebut, salah satu wanita yang diamankan mengaku telah menjalani bisnis prostitusi melalui aplikasi Michat selama tinggal di sana.
Kedua wanita itu lalu dibawa ke Kantor Satpol PP Kabupaten Tangerang, kemudian diminta membuat surat pernyataan agar tidak melakukan perbuatan itu lagi.
"Lalu mereka dijemput sama pihak keluarganya masing-masing," pungkasnya.
Sementara berdasarkan keterangan pemilik kontrakan, wanita pertama telah tinggal di kontrakan tersebut selama tiga bulan. Sedangkan wanita lainnya sudah tinggal selama lima bulan.
source : tangerangnews