Jejak Penyebaran Islam di Tangsel dan Makam Keramat Tajug

TANGERANG - Di Serpong, Tangerang Selatan terdapat kompleks makam yang juga merupakan cagar budaya. Di sana bersemayam putra Sultan Ageng Tirtayasa tokoh penting dalam penyebaran Islam di Banten.

Putra Sultan Agung yang dimakamkan di kompleks itu adalah TB Raden Muhammad Atif dan Ratu Ayu.Raden Atif bertindak sebagai panglima perang Kesultanan Banten. Dia mangkat pada tahun 1721 lantaran sakit tua. Jenazahnya dipendam di dalam musala atau tajug kecil berukuran 8x8 meter. Di sampingnya tampak makam Ratu Ayu, adik kandungnya yang meninggal lebih dulu.

Makam Keramat Tajug terdiri dari dua gedung. Gedung pertama digunakan untuk berziarah. Di dalam gedung itu hanya terdapat satu ruang yang selalu tertutup. Di dalam ruang itulah makam TB Atif dan Ratu Ayu berada saling bersebelahan.

Kemudian, pada gedung kedua ada musala yang biasa digunakan untuk ibadah. Di depan pintu masuk musala, terdapat satu makam tua. Dari makam itu, menjulur pohon kamboja berusia puluhan tahun.

Makam keramat Tajug itu berada tak jauh dari Stasiun Serpong, sekitar 1,6 km. Makam itu merupakan kompleks pemakaman yang berdiri di atas tanah seluas 2 hektare persegi. Makam itu mulai digunakan sejak akhir abad ke-17 atau awal abad ke-18.

Dinamakan makam keramat Tajug antara lain karena pada bangunan, khususnya makam TB Raden Muhammad Atif, atapnya berbentuk tajug atau piramida atau limas bujur sangkar.

Kompleks pemakaman itu merupakan salah satu cagar budaya yang berada di Tangerang Selatan. Raden Muhammad Atif semasa hidupnya memiliki peran penting terhadap perkembangan agama Islam di sekitar Serpong.

Makam itu berada di atas sebuah bukit, yakni di bagian paling atas. Pemilihan lokasi itu memiliki makna filosofis tersendiri.

Fakta-fakta itu dijelaskan oleh founder Ngopi di Jakarta (Ngojak), Reyhan Biadillah, pada kegiatan tur jalan kaki di Serpong, Sabtu (13/3/2023).

"Seperti makam Imogiri, kita bisa lihat kan makamnya ada di atas ya, jadi kalau pada masa lalu ada ungkapan di bawah langit di atas bumi, yaitu tempatnya di gunung," kata Reyhan.

"Orang yang dihormati secara spiritual maupun secara bangsawan sosial, biasanya dimakamkan di tempat paling tinggi. Di sini referensinya juga dari makam buyutnya, yakni Sunan Gunung Jati, yang ditempatkan di tempat paling tinggi," ujar Reyhan.

Pada atas bukit tersebut, terdapat bangunan seperti Musholla, di situlah tempat dari TB Raden Muhammad Atif disemayamkan. Tempat ini jadi tujuan masyarakat ketika berziarah, tempatnya terawat, bersih, dan juga cukup sejuk.

Selain itu, di seberang bangunan ini, terdapat monumen yang menggambarkan garis keturunan dari Syarif Hidayatullah dan Nyi Raung Anten.

Menaiki ke atas tempat ini juga sangat mudah, karena sudah tersedia jalan setapak dan juga tangga jalan yang dilengkapi pula pembatas yang dapat jadi alat bantu ketika berjalan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Iklan